Get cash from your website. Sign up as affiliate.

kumpulbloger

Senin, 04 Juli 2011

Landasan teori Asuhan keperawatan schizoprenia katatonik

Landasan teori
Asuhan keperawatan schizoprenia katatonik

Pengertian
Schizoprenia adalah suau bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar.
Skizoprenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut gangguan ini sebagai demensia precox.

Jenis schizoprenia
Schizoprenia simplex : dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan
Schizoprenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi
Schizoprenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
Schizoprenia paranoid, degnan gejala utama kecurigaan yang ekstrim diserttai waham kejar atau kebesaran
Episoda schizoprenia akut (lir schizoprenia), adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
Schizoprenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama skizoprenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi atau mania
Schizoprenia residual adalah schizoprenia dengnan gejala-gejala primernya dan muncul setelah beberapa kali serangan schizoprenia

Etiologi
1.      Keturunan
2.      Endokrin
3.      Metabolisme
4.      Ssp
5.      Teori adolf meyer
6.      Teori sigmund freud

Gejala
(menurut bleuler)
I.         Gejala primer
1.      Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yna gpaling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi
2.      Gangguan afek emosi
-          Terjadi kedangkalan afek-emosi
-          Paramimi dan paratimi (incongruity of affect / inadekuat)
-          Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan
-          Emosi berlebihan
-          Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik
3.      Gangguan kemauan
-          Terjadi kelemahan kemauan
-          Perilaku negativisme atas permintaan
-          Otomatisme : merasa pikiran/perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain
4.      Gejala psikomotor
-          Stupor atau hiperkinesia, logorea dan neologisme

-          Stereotipi
-          Katelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
-          Echolalia dan echopraxia
5.      Autisme
II.      Gejala sekunder
1.      Waham
2.      Halusinasi

Diagnosa keperawatan
1.      Resiko tinggi terhadap kekerasan : diarahkan pada diri sendiri atau orang lain
Tujuan : klien tidak membahayakan dirinya maupun orang lain
Intervensi
Rasional
Pertahankan lingkungan dalam tingkat stimulus yang rendah
Obseervasi secara ketat perilaku klien
Singkirkan semua benda berbahaya


Salurkan perilaku merusak pada kegiatan fisik
Lakukan fiksasi bila diperlukan

Berikan obat tranquilizer
Kecemasan meningkata dalam lingkungan penuh stimulus
Mewmastikan klien dalam keadaan aman
Dalam keadaan gelisah, bingung dapat menggunakan benda tajam untuk melukai
Menghilangkan ketegangan yang terpendam
Keamanan klien merupakan prioritas perawatan
Menurunkan kecemasan/ketegangan


2.      Koping individu tak efektif
Tujuan : klien tidak menggunakan lebih banyak ketrampilan penggunaan koping adaptif
Intervensi
Rasional
Usahakan petugas kesehatan tetap hindari kontak fisik

Hindari tertawa, berbisik didekat pasien
Jujur dan selalu menepati janji

Periksa mulut klien setelah minum obat
Jangan berikan kegiatan kompetitif

Motifasi untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya





Sikap asertif
Menigkatkan hubungan saling percaya
Mungkin dianggap bentuk penganiayaan fisik
Mengurangi rasa curiga

Meningkatkan hubungan saling percaya
Klien sering manipulatif dalam minum obat
Merupakan ancaman pada pasien curiga
Mengnungkapkan perasaan secara verbal dalam lingkungan yang tidak mengancam mungkin akan menolong pasien untuk sampai pada keadaan tertentu dimana pasien mencurahkan perasaan setelah sekian lama terpendam
Pasien curiga tidak memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan sikap yang bersahabat atau ceria sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jejering sosial yang membayar memebrnya, buruan join

klik dapet duwit

DbClix

daftar mp3 gratis